Rabu, 22 Maret 2023

Tugas 2 : Hasil Analisis Presentasi ISI Surakarta

Assalamualaikum wr. wb

Pada tugas kali ini saya akan memberikan analisis tentang presentasi Ujian Terbuka Promosi Doktoral ISI Surakarta yang dilakukan oleh Dr. Pandu Pramudita. Dengan judul yaitu “Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta”

Nah beliau menjelaskan mengenai Figur Kayon Wayang Kulit. Berikut penjelasan singkat mengenai figur kayon.


Figur Kayon Wayang Kulit di Surakarta mengalami berbagai perubahan yaitu Geni Dading Sucining Jagat (1522 M) diciptakan oleh Sunan Kalijaga, Gapura Lima Retuning Bumi (1739 M) diciptakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono II dan Figur Kayon Gapuran (1856 M) diciptakan oleh Koleksi NMVW.

Menurut teori Ikonografi pendekatan Seni Rupa yaitu Inovasi Figur Kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidng dan isiannya. Lalu menurut teori Dialektika pendekatan Sosiologis yaitu Inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya.

Ragam bentuk figur kayon meliputi ukuran yaitu tinggi 75-99 cm dan lebar 38-59 cm. Raut bidang yang terdiri dari 3 bagian yaitu wengku, bedhahan dan kadiwengku. Struktur figur yang meliputi pucukan (kerucut), genukan (cembung), lengkeh (cekung), palemahan (bidang datar) dan umpak (tonjolan kecil)

Isian yang terdiri dari 97 ragam yaitu 20 tumbuhan, 43 hewan, 6 makhluk mitologis, 11 benda alam, 13 buatan dan 4 simbol. Tatahan yang terdiri dari 14 ragam yaitu bubukan, tratasan, untu walang, bubukan iring, mas-masan, gubahan,srunen, inten-intenan, sekar katu, patran, seritan, sembuliyan, pipil dan susruk

Terakhir ada ragam sunggingan depan dan sunggingan belakang. Sunggingan depan terdiri dari sorotan, gemblengan dan padang bulan. Lalu untuk sunggingan belakang ada sunggingan api dan sunggingan air.

Selain itu, beliau menjelaskan mengenai bidang ideal kayon berdasarkan golden ratio, struktur bidang kayon dan komposisi isian kayon.

Berikut kesimpulan dari presentasi yang sudah saya tonton adalah bahwa dalam pembuatan figur kayon wayang kulit tidak boleh asal buat melainkan adanya ukuran berdasarkan golden ratio serta struktur figur yang harus sesuai dengan ketentuannya.

Sekian dari saya, hasil analisis presentasi ISI Surakarta.

Terimakasih dan salam

Kamis, 16 Maret 2023

Tugas 1 : Teori Semiotika dan Kucing

Assalamualaikum wr. wb

Hai semuanya perkenalkan saya Aulia Rahmawati Fajriah, NPM saya 202146500880. Saya adalah mahasiswa Universitas Indraprasta jurusan Desain Komunikasi Visual yang sedang mencari jati dirinya di umur yang sudah kepala 2 ini hahaha.

Kali ini saya akan menulis blog tentang “Kajian Objek di Sekitar Kita berdasarkan Teori Semiotika” lalu untuk objek yang saya ambil adalah seekor kucing. Sebelum itu, saya akan menjelaskan tentang kucing.

Kucing adalah hewan mamalia karnivora dengan nama latin Felis silvetris catus. Kucing termasuk ke dalam hewan yang banyak dipelihara oleh orang-orang di seluruh dunia. Istilah kucing bisa dikatakan sebagai singa dalam ukuran kecil. Berdasarkan perilaku, biasanya kucing adalah seekor hewan pemburu yang handal dalam menangkap mangsanya sekaligus seekor hewan dengan banyak tingkah yang super menggemaskan. Beberapa kucing ada yang jinak dan ada yang liar. Kucing pun juga memiliki banyak warna dan corak seperti putih, oranye, hitam, abu-abu dan kuning.

Lalu apa itu Teori Semiotika?

Teori Semiotika menurut Charles Sanders Peirce adalah ilmu yang memadukan entitas yang disebut sebagai representamen dengan entitas yang lain disebut sebagai objek. Sebuah tanda (representamen) adalah sesuatu bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain (interpretan) dalam beberapa hal. Selain itu, menurut Pierce, semiotika didasarkan pada logika karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar. Jadi, menurut Pierce penalaran dilakukan melalui tanda.

Kucing Hitam Ipul

Kali ini saya memutuskan untuk mengambil objek kucing ini. Kenapa sih ambil kucing hitam?

Baik, akan saya jelaskan. Kucing hitam yang saya beri nama Ipul adalah jenis kucing kampung yang saya adopsi sejak Ipul masih kecil. Tepat pada tahun 2018, saya merawat kucing hitam yang terlihat imut dan seram disaat yang bersamaan.

Saya memiliki banyak sekali kenangan dengan Ipul. Kucing ini juga yang sudah seperti teman sekaligus hewan peliharaan yang saya sukai. Dia sangat penurut dan cerewet terlepas dari wajahnya yang sebenarnya banyak membuat orang takut. Terlebih lagi dia sangat suka bermain ketika kita memberikannya bola kertas atau bulu kemoceng.

Di tahun 2018 saat Ipul masih menjadi anak kucing, beberapa orang di sekitar saya seperti saudara bahkan teman saya selalu melarang saya untuk merawat Ipul. Mereka percaya bahwa ketika kita merawat kucing hitam akan membawa kesialan selama hidup. Mereka juga berpikir bahwa kucing hitam melambangkan penyihir yang sedang menyamar atau perwujudan iblis. Bahkan beberapa dari mereka mengatakan bahwa kucing hitam akan membawa segala penyakit yang tidak dapat disembuhkan manusia.

Bukankah itu mitos?

Namun, saya memilih tetap untuk mengurus Ipul dikarenakan saya menyayanginya. Seiring berjalannya waktu, Ipul mulai tumbuh menjadi kucing dewasa. Apa yang saya rasakan mengenai omongan mereka perihal kucing hitam adalah pembawa sial itu salah besar.

Warna hitam memang banyak dilambangkan sebagai sesuatu yang jahat, buruk, kotor, kematian, duka dan yang lainnya. Namun di sisi lain, warna hitam juga bisa dilambangkan sebagai sesuatu yang berani dan elegan.

Berikut adalah penjabaran teori semiotika untuk kucing


Untuk Object atau objek digambarkan sebagai Kucing Hitam Ipul. Untuk Representamen atau representatif digambarkan sebagai Kucing. Lalu untuk Intrepresent atau tafsir digambarkan sebagai Hewan Peliharaan Imut dan Seram.

Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil ialah kucing hitam tidak selalu bermakna sial. Memelihara kucing hitam bukan berarti kita akan mengalami kesialan atau mendapat wabah penyakit. Justru dengan kita memelihara kucing hitam, kita akan mendapat segala keberuntungan. Namun kita tidak boleh terlalu mempercayai bahwa keberuntungan hanya berasal dari kucing.

Nah jadi itu adalah penjelasan saya mengenai Ipul, si kucing hitam milik saya yang saya hubungkan dengan teori semiotika. Menurut saya, ada banyak objek di sekitar kita yang dapat kita jadikan sebagai semiotika atau “tanda” itu.

Burung dara Cendrawasih, cari dulu di Papua

Kalau begitu terimakasih, semoga blog saya bermanfaat untuk semua